Dari kiri: 3x3 seret 7-ribuan, 3x3 ga seret, 3x3 ga seret dari Adam ^_^ , 4x4, 5x5 seret banget, mirror |
Ketika SMA dulu, ketika saya sedang duduk-duduk di bangku di luar kelas, saya melihat kakak kelas perempuan sedang bermain rubik dan sejak itulah saya menyukai rubik. Entah kenapa saya merasa kagum ketika melihat dia bermain rubik 3x3 dan saya juga ingin merasa keren maka saya pun mulai berpetualang di dunia rubik.
Saya
membeli rubik 3x3 seharga 7 ribu rupiah di toko dekat rumah saya. Rubiknya
terbuat dari plastik agak jelek dan seret diputar-putar ketika dimainkan. Lalu
saya mencari tutorialnya di Youtube. Ada satu channel milik Robert Mingliang
yang berisi tutorial dengan bahasa Indonesia yang saya butuhkan, langsung saja
saya download dan tonton. Awal tutor adalah mempelajari jenis-jenis nama
putaran rubik dan selanjutnya mempelajari bagaimana menyelesaikan rubik per
layer, hmm oke saya paham. Setelah sekitar 3 jam mengikuti tutor tersebut
akhirnya saya berhasil menyelesaikan rubik untuk pertama kali, yeaah. Namun itu
belum sampai dimana saya bisa lancar menyelesaikan rubik, saya masih harus
melihat video tutor setiap kali ingin menyelesaikan rubik. Agar mempermudah
latihan saya membuat catatan di kertas, singkat tapi lengkap berisi tahap-tahap
yang saya perlukan.
Latihan,
latihan, latihan, dimana-mana saya selalu membawa rubik saya itu, di sekolah
saya juga bermain rubik. Teman sekelas saya berkata, ”Bisa main rubik lu rik?”
lalu saya jawab, “Ya lumayan walau belum lancar.” Setelah tiga hari berlatih
saya sudah bisa menyelesaikan rubik tanpa panduan catatan dalam waktu sekitar
lima menitan. Mungkin karena sering melihat saya asik sendiri bermain rubik,
beberapa teman saya lama kelamaan penasaran dan ingin mencoba. Saya ajari
sebisa saya dan saya pinjamkan catatan saya. Indra, teman saya, juga membeli
rubik yang sama seperti saya dan ikut latihan bermain rubik.
Waktu
yang saya perlukan untuk menyelesaikan rubik makin lama makin cepat. Dari lima
menitan, lalu turun menjadi tiga menitan, sampai sekarang menjadi sekitar 53
detik. Waktu yang lumayan lah untuk saya. Saat punya uang lebih, saya membeli
rubik 3x3 baru yang memiliki kualitas lebih bagus dari yang lama dan ketika
diputar tidak seret.
Ingin
mencoba tantangan baru, saya membeli rubik 4x4 –kualitas lumayan-- dan mulai
belajar dari channel Youtube Robert Mingliang lagi. Saya download video
tutorialnya dan saya coba selesaikan rubiknya. Rumus untuk 4x4 agak berbeda
tapi masih memiliki konsep yang sama dengan 3x3 jadi saya tidak begitu bingung.
Sekitar seminggu saya sibuk dengan rubik 4x4 itu dan sekarang saya sudah lancar
menyelesaikannya.
Lalu
saya membeli rubik 5x5 –ugghh kualitas buruk padahal mahal--. Saya salah karena
saya kira dengan harga hampir sama dengan rubik 4x4 yang saya punya,
kualitasnya akan bagus dan tidak seret, tetapi ternyata rubiknya seret sekali.
Tengah malam saya mempelajari cara bermain rubik 5x5 ini. Saya memutar-mutarnya,
susah, seret, saya coba terus memutar-mutarnya, tiba-tiba *PRANG* rubik 5x5
saya ini copot berantakan jadi bagian-bagian kecil. Panik, saya pun segera
mencoba memperbaiki. Awalnya saya bingun sekali bagaimana menyusun
bagian-bagian kecil ini menjadi satu rubik utuh lagi, mana tidak ada panduan.
Saya coba-coba saja menyusun sepengetahuan saya, lama-lama paham bagaimana cara
menyusunnya walaupun masih bingung-bingung juga. Jam tiga pagi alias selama
tiga jam saya sibuk menyusun satu persatu dan akhirnya selesai, yeeee.. Setelah
itu saya hati-hati ketika memainkan rubik 5x5 tersebut karena takut copot berantakan
lagi.
Saya
juga membeli rubik mirror untuk tantangan baru. Agak pusing juga karena tidak
ada video tutorial dalam bahasa Indonesia di Youtube akhirnysa saya belajar
dari video dengan bahasa Inggris, untungnya saya mengerti.
Masuk
kuliah saya mendapat teman baru dalam bermain rubik dan sering adu cepat
menyelesaikannya. Wah sangat menyenangkan.
Saat
ini impian saya adalah memiliki rubik 7x7 karena itu pasti sangat seru dan
menantang untuk dimainkan, tetapi harganya sangat mahal makanya nanti-nanti
dulu saja membelinya.